BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
Sekarang ini para pengajar atau guru
dihadapkan dengan tantangan bagaimana cara mengajar degan baik dan bisa
diterima baik oleh para muridnya. Tentu saja ini bukan tantangan ringan, karena
tiap pengajar dari tiap daerah mempunyai kelebihan dan kekurangan dari berbagai
aspek pendidikan, entah itu fasilitasnya, jenis
muridnya, dan lain-lain. Penggunaan Media dan strategi yang tepat, yang
tertuang dalam RPP dan di realisasikan di kelas akan membuat pengajaran menjadi
mudah dan bisa diterima oleh siswa, karena sulitnya membuat pengajaran
bisa diterima oleh semua siswa. Berikut penulis juga mencantumkan teori
belajar, dengan harapan apa yang tertuang dalam teori belajar tersebut dapat
tercapai oleh pengajar dari peserta didiknya.
B.
Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, maka dapat disusun rumusan masalah
sebagai beikut:
Bagaimana langkah- langkah guru menyusun perencanaan media yang sesuai
dalam pembelajaran sampai ke penyusunan RPP pada mata pelajaran sejarah
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA & PEMBAHASAN
A. Teori Belajar
Teori
Belajar Behaviorisme (tingkah laku)
§
Menurut teori ini, yang terpenting adalah masukan/ input yang berupa stimulus dan
keluaran/ output yang berupa respons.
§
Menurut teori behaviorisme, apa saja yang diberikan guru (stimulus), dan apa aja yang dihasilkan siswa (respons), semuanya harus dapat diamati, diukur, dan tidak
boleh hanya implisit (tersirat)
§
Faktor lain yang
juga penting adalah penguatan (reinforcement). Penguatan adalah apa saja yang dapat memperkuat
timbulnya respons. Bila penguatan ditambahkan (positive reinforcement) maka respons akan semakin kuat. Begitu pun
bila penguatan dikurangi (negative
reinforcement), respons pun akan tetap di kuat.
§
Pelopor terpenting teori ini antara lain adalah Pavlov, Watson, Skinner, Hull, dan Guthrie.
¶
Teori
Belajar Kognitivisme
§
Menurut teori ini, belajar adalah perubahan
persepsi dan pemahaman. Perubahan persepsi dan pemahaman tidak selalu berbentuk
perubahan tingkah laku yang dapat
diamati
§
Asumsi dasar teori ini adalah, bahwa setiap
orang telah mempunyai pengalaman dan pengetahuan ini tertata dalam bentuk struktur kognitif.
Menurut teori ini, proses belajar akan berjalan baik bila materi pelajaran yang
baru beradaptasi (bersinambungan) secara
“klop” dengan struktur kognitif yang sudah dimiliki oleh mahasiswa
§
Dalam perkembangannya, setidak- tidaknya ada
tiga teori belajar yang bertitik tolak dari teori kognitivisme ini, yakni teori perkembangan Piaget, teori kognitiv Bruner dan teori bermakna Ausubel.
Read more
Teori
Belajar Humanistik
§
Menurut teori humanistik, tujuan belajar adalah
untuk “memanusiakan manusia”. Proses belajar dianggap berhasil jika
mahasiswa telah memahami lingkungannya
dan dirinya sendiri. Dengan kata lain, siswa dalam proses belajarnya harus
berusaha agar lambat laun ia mampu mencapai aktualisasi diri dengan sebaik-
baiknnya.
§
Menurut Krathwohl
dan Bloom, ada tiga kawasan tujuan
belajar yang dapat dicapai siswa, yaitu Kognitif
(pengetahuan), Psikomotor (gerak), dan
Afektif (sikap)
Teori
Sibernetik
§
Menurut teori ini, belajar adalah pengolahan
informasi
§
Menurut teori ini, yang terpenting adalah “sistem informasi” dari apa yang akan dipelajari
siswa. Sedangkan bagaimana proses belajar akan berlangsung, akan sangat ditentukan oleh sistem informasi ini. Karena itu, teori
ini berasumsi, bahwa tidak ada satu pun jenis cara belajar yang ideal untuk
segala situasi. Sebab cara belajar sangat ditentukan oleh sistem informasi.
§
Dalam bentuknya yang lebih praktis, teori ini
telah dikembangkan antara lain Landa (dalam bentuk pendekatan algoritmik dan heuristik).
§
Pendekatan belajar algoritmik menuntut mahasiswa
untuk berpikir secara sistematis, tahap demi tahap, linear, lurus menuju ke
suatu target tertentu.
§
Pendekatan
heuristik menuntut siswa berpikir secara divergen, menyebar ke beberapa
target sekaligus.
Konstruktivisme
§ Konstruktivisime
merupakan proses pembelajaran yang menerangkan bagaimana pengetahuan disusun
dalam diri manusia.
§ Dalam
proses belajar mengajar, guru tidak serta merta memindahkan pengetahuan kepada
peserta didik dalam bentuk yang serba sempurna. Dengan kata lain, pesera didik
harus membangun suatu pengetahuan itu berdasarkan pengalamannya masing- masing.
§
Pembelajaran adalah hasil dari usaha peserta
didik itu sendiri.
Dari teori belajar diatas yang
akan di pakai dalam pembuatan RPP ini teori belajar kontruktivisme. Pembelajaran
sejarah menurut pandangan konstruktivis adalah membantu siswa untuk membangun
konsep/prinsip sejarah dengan kemampuannya sendiri melalui proses
internalisasi, sehingga konsep/prinsip tersebut terbangun kembali, transformasi
informasi yang diperoleh menjadi konsep/prinsip baru. Semua pengetahuan adalah
hasil kontruksi dari kegiatan atau tindakan seseorang (Agus Suprijono;31)
Ciri
pembelajaran sejarah secara konstruktivis adalah:
a. Siswa
terlibat secara aktif dalam belajarnya. Keterlibatan ini tidak sekedar perintah
atau petunjuk dari guru, tetapi siswa diberi kesempatan untuk berkreativitas
mengusulkan suatu topik, masalah, atau berargumentasi. Keterlibatan dapat dalam
forum klasikal maupun kelompok.
b. Siswa
belajar materi sejarah secara bermakna dalam bekerja dan berfikir. Agar siswa
dapat memberi makna tentang materi sejarah yang sedang dibahas, maka perlu
sebuah materi yang bersifat analisis yang berdasar pada hukum kausalitas.
Materi tidak bisa diberikan yang bersifat hapalan, tetapi harus diangkat dari
kehidupan sehari- hari dan kemudian dihubungkan dengan fakta sejarah yang
pernah terjadi.
c. Siswa
belajar bagaimana belajar itu. Melalui pemberian masalah yang berbobot masalah,
maka diharapkan siswa mampu belajar memahami, menerapkan dan kemudian mampu
bersikap terhadap hasil analisis permasalahan. Dengan demikian siswa tidak
hanya menghapal, tetapisungguh dihadapkan tuntutan kemampuan analisis.
d. Informasi
baru harus dikaitkan dengan informasi lain sehingga menyatu dengan skemata yang
dimiliki siswa agar pemahaman terhadap informasi(materi) kompleks terjadi.
Informasi yang diberikan jangan hanya tunggal, tetapi harus terkait dengan
informasi lain dan dengan disiplin lain. Dengan demikian siswa akan mendapatkan
informasi yang utuh dan komprehensif.
e. Orientasi
pembelajaran adalah investigasi dan penemuan (inkuiri). Permasalahan yang
diajukan seharusnya mampu menimbulkan rangsangan pada siswa untuk melakukan
penelitian, pengamatan atau menuntut suatu analisis. Dengan demikian siswa selalu
dirangsang untuk dapat menghubungkan berbagai informasi yang diterimanya dan kemudian
mampu mengendapkan dalam pemikirannya. Muaranya adalah siswa akan terbiasa
untuk berpikir secara mendalam.
f. Berorientasi
pada pemecahan masalah. Sejarah bukan hanya deretan fakta, namun berdasarkan
waktu, kontiniutas dan perubahan. Masalah yang muncul di dalam masyarakat pada
masa global ini sebenarnya memiliki hubungan dengan fakta sejarah yang lalu.
Oleh sebab itu, permasalahan yang dimunculkan untuk dikaji oleh siswa adalah permasalahan
kekinian yang harus dicari logika kausalitasnya dengan masa lalu. Selain bahan
ajar yang disiapkan harus bermakna bagi kognitif siswa agar siswa terlibat
secara emosional maupun sosial, dalam pembelajaran konstruktivis guru perlu menciptakan
lingkungan pembelajaran yang kondusif.
Lingkungan
pembelajaran sejarah yang perlu diupayakan oleh guru dalam pembelajaran secara
konstruktivis adalah sebagai berikut:
a. Menyediakan
pengalaman belajar dengan mengaitkan pengetahuan yang telah siswa sedemikian
rupa sehingga belajar melalui proses pembentukan pengetahuan;
b. Menyediakan
berbagai alternatif pengalaman belajar, tidak semua mengerjakan tugas yang
sama, misalnya suatu masalah dapat diselesaikan dengan berbagai cara;
c. Mengintegrasikan
pembelajaran dengan situasi yang realistik dan relevan dengan melibatkan
pengalaman kongkret, misalnya untuk memahami suatu konsep sejarah melalui
kenyataan dalam kehidupan sehari-hari;
d. Mengintegrasikan
pembelajaran sehingga memungkinkan terjadinya transmisi sosial, yaitu
terjadinya interaksi dan kerjasama seseorang dengan orang lain atau
lingkungannya, misalnya interaksi dan kerjasama antara siswa, guru,
siswa-siswa;
e. Memanfaatkan
berbagai media termasuk komunikasi lisan dan tertulis sehingga pembelajaran
menjadi lebih efektif;
f. Melibatkan
siswa secara emosional dan sosial sehingga sejarah menjadi menarik dan siswa
mau belajar.
B. MODEL PEMBELAJARAN
Model pembelajaran yang akan di pakai
dalam penyusunan RPP ini adalah Model Jigsaw
II karena model ini cocok digunakan dalam pelajaran semacam kajian- kajian
sosial dan sastra yang tujuannya pembelajarannya adalah pemerolehan konsep
bukan keterampilan.
Dalam model ini siswa bekerja dalam
tim- tim yang bersifat heterogen. Siswa dari tim yang berbeda dengan topik yang
sama bertemu dalam “kelompok pakar”
untuk mendiskusikan topik mereka. Para pakar tersebut kemudian kembali ke tim
mereka masing- masing dan bergiliran mengajar teman- teman tim tentang topik
mereka. Akhirnya, para siswa membuat assesmen yang mencakup semua topik, dan
skor kuis menjadi skor tim.
Siswa termotivasi untuk mengkaji
materi yang diberikan guru dengan baik dan bekerja keras dalam kelompok pakar
sehingga mereka dapat membantu tim mereka bekerja dengan baik. Kunci
keberhasilan model Jigsaw adalah kesalingketergantungan: setiap siswa
tergantung pada teman- teman dalam tim untuk memberikan informasi yang
diperlukan untuk mendapatkan penilaian yang baik atas pekerjaan mereka
C. MEDIA PEMBELAJARAN
Media pembelajaran adalah media pendidikan yang dapat digunakan sebagai
perantara dalam proses pembelajaran
untuk mempertinggi efektifitas dan efisien dalam mencapai tujuan
pembelajaran. Atau dalam pengertian yang lebih luas media pembelajaran adalah
alat, metode, dan teknik yang digunakan dalam rangka lebih mengefektifkan
antara pengajar dan pembelajar dalam
proses pembelajaran di kelas .( Oemar Halik: 12)
Tujuan dan Manfaat Media Pembelajaran
Tujuan Media Pembelajaran
a. Mempermudah
proses pembelajaran di kelas
b. Meningkatkan
efisiensi proses pembelajaran
c. Menjaga
relevansi antara materi pelajaran dengan tujuan belajar
d. Membantu
kosentrasi pembelajar dalam proses pembelajaran.
Manfaat Media Pembelajaran
a. Pengajaran
lebih menarik perhatian pembelajar sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar
b. Bahan
pengajaran akan lebih jelas maknanya, sehingga dapat lebih dipahami pembelajar,
serta memungkinkan pembelajar menguasai tujuan pengajaran dengan baik
c. Metode
pembelajaran bervariasi, tidak semata- mata hanya komunikasi verbal melalui
penuturan kata- kata lisan pengajar saja, pembelajar tidak bosan, dan pengajar
tidak kehabisan tenaga
d. Pembelajar lebih banyak melakukan kegiatan
belajar, sebab tidak hanya mendengarkan penjelasan dari pengajar saja, tetapi
juga aktivitas lain yang dilakukan seperti: mengamati, melakukan, demontrasikan,
dan lain- lain.
Pertimbangan Pemilihan Media
Pertimbangan
media yang akan digunakan dalam
pembelajaran menjadi pertimbangan utama, karena media yang akan dipilih harus
sesuai dengan:
a. Tujuan
pengajaran
b. Bahan
pelajaran
c. Metode
mengajar
d. Tersedia
alat yang dibutuhkan
e. Pribadi
pengajar
f. Minat
dan kemampuan pembelajar
g. Situasi
pengajaran yang sedang berlangsung
Secara umum terdapat 4 jenis media pembelajaran
yakni:
- Media visual (grafik, diagram, chart, bagan, poster, karikatur, dll)
- Media Audio/audial (radio, tape recorder, lab bahasa, walkman, dll)
- Projected still media atau media proyeksi ( OHP, proyektor, in foccus, dll)
- Projected motion media atau audio visual (TV, komputer, film, vcd, dll)
Beberapa acuan penggunaan media pembelajaran secara
umum:
- Media visual, cocok digunakan untuk mata pelajaran dengan kompetesi memahami. Contoh studi masalah.
- Media audio, cocok digunakan untuk mata pelajaran dengan kompetensi menghapal. Contoh kesenian musik dan tes bahasa inggris.
- Media proyeksi, cocok digunakan untuk mata pelajaran dengan kompetensi pemahaman sistematis yang lebih kompleks. Contoh menyajikan langkah-langkah yang lebih detil.
- Media audio visual, cocok digunakan untuk mata pelajaran dengan kompetensi motorik. Contoh penyajian film dan video tentang peristiwa-peristiwa penting.
Akan
tetapi dalam pelaksanaannya tidak harus seperti acuan di atas. Karena dengan
perkembangan IPTEK saat ini sangat memungkinkan kita untuk menggunakan lebih
dari satu media. Dengan harapan saling melengkapi satu sama lain. Contohnya
penggunaan komputer. Dengan komputer kita dapat menyatukan seluruh jenis media
menjadi satu. Tentunya kombinasi dipilih dengan pertimbangan efektifitas tujuan
atau kompetensi awal.
MEDIA VISUAL
Media visual mencoba agar
siswa dapat melihat langsung ke obyek atau benda nyata, tetapi benda tersebut
tidak harus dihadirkan di ruang kelas. Kelebihan dari media visual ini adalah
dapat memberikan pengalaman nyata kepada siswa. Media visual yang menyalurkan
pesan melalui simbol-simbol visual. Fungsi dari media visual adalah menarik
perhatian, memperjelas sajian pelajaran, dan mengilustrasikan suatu fakta atau
konsep yang mudah terlupakan jika hanya dilakukan melalui penjelasan verbal.
- gambar / foto: paling umum digunakan
- sketsa: gambar sederhana atau draft kasar yang melukiskan bagian pokok tanpa detail. Dengan sketsa dapat menarik perhatian siswa, menghindarkan verbalisme, dan memperjelas pesan.
- diagram / skema: gambar sederhana yang menggunakan garis dan simbol untuk menggambarkan struktur dari obyek tertentu secara garis besar. Misal untuk mempelajari organisasi kehidupan dari sel samapai organisme.
- bagan / chart : menyajikan ide atau konsep yang sulit sehingga lebih mudah dicerna siswa. Selain itu bagan mampu memberikan ringkasan butir-butir penting dari penyajian. Dalam bagan sering dijumpai bentuk grafis lain, seperti: gambar, diagram, kartun, atau lambang verbal.
- grafik: gambar sederhana yang menggunakan garis, titik, simbol verbal atau bentuk tertentu yang menggambarkan data kuantitatif. Misal untuk mempelajari pertumbuhan.
MEDIA AUDIO-VISUAL
Media audio
visual adalah seperangkat alat yang dapat memproyeksikan gambar bergerak dan
bersuara. Paduan antara gambar dan suara membentuk karakter sama dengan objek
aslinya. Alat- alat yang termasuk dalam kategori media audio- visual adalah
televisi, video- VCD, sound slide dan film.
Media komputer
·
Media ini memiliki semua kelebihan yang dimiliki
oleh media lain. Selain mampu menampilkan teks, gerak, suara dan gambar,
komputer juga dapat digunakan secara interaktif, bukan hanya searah. Bahkan
komputer yang disambung dengan internet dapat memberikan keleluasaan belajar
menembus ruang dan waktu serta menyediakan sumber belajar yang hampir tanpa
batas.
Maka yang kita lakukan
lebih banyak ke arah pemilihan topik/ pokok bahasan mana yang cocok untuk
dimediakan pada jenis media tertentu. Dalam situasi demikian, bukanlah
mempertanyakan mengapa media audio yang digunakan, dan bukan media lain?
Jadi yang harus kita lakukan adalah memilih topik-topik apa saja yang
tepat untuk disajikan melalui media audio. Untuk model pemilihan terbuka, lebih
rumit lagi.
Dari penjabaran diatas menjadi pertimbangan bagi saya dalam pemilihan
media dan strategi yang tepat sesuai dengan KD dan indikator- indikator di
dalamnya. RPP yang akan disusun adalah RPP untuk kelas XI IPA dengan KD 2.1.
Menganalisis Peristiwa sekitar Proklamasi 17 Agustus 1945 dan
Pembentukan Pemerintahan di Indonesia. Dengan Indikator : 2.1.1 Mendeskripsikan upaya mempersiapkan
kemerdekaan Indonesia dari pembentukan BPUPKI hingga PPKI 2.1.2.
Mendeskripsikan peristiwa seputar Proklamasi dari Rengasdengklok hingga Proklamasi Kemerdekaan
Indonesia.
Dari indikator diatas tujuan akhir dari pembelajaran adalah siswa dapat
mendeskripsikan upaya mempersiapkan kemerdekaan Indonesia dari pembentukan
BPUPKI hingga PPKI, dan peristiwa seputar Proklamasi dari Rengasdengklok hingga
Proklamasi Kemerdekaan. Media yang cocok dipakai untuk mencapai tujuan
pembelajaran yaitu media proyeksi, visual dan audio visual.
Pemilihan media visual yaitu berupa penanyangan foto
tokoh- tokoh penting yang
terlibat dalam lembaga BPUPKI dan PPKI, tokoh- tokoh dan tempat terjadinya peristiwa
Rengasdengklok dan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, tujuannya supaya siswa
mengenal tokoh- tokoh tersebut bukan hanya cerita sejarahnya. Foto- foto yang
ditampilkan dapat mengatasi ruang dan waktu maksudnya dimana tokoh dan tempat
bersejarah tersebut tidak dapat di saksikan lagi secara langsung lagi oleh
pelajar.
Pemilihan media proyeksi yaitu berupa pemanfaatan LCD Proyektor yang membantu
menanpilkan visual dari foto- foto dan membantu menampilkan slide- slide power
point dari materi pelajaran untuk meningkatkan efisiensi proses pembelajaran.
Sedangkan pemilihan media audio visual berupa video singkat pembacaan teks
proklamasi oleh Ir. Soekarno tujuanya agar siswa merasa terbawa dalam suasana
yang terasa tahun 1945 tersebut. Melalui media video pesan pembelajaran akan
terasa realistik, sehingga baik untuk menambah pengalaman belajar. Media video memiliki
daya tari tersendiri dan dapat menjadi pemacu atau memotivasi siswa untk
belajar karena mengurangi kejenuhan mengajar secara ceramah dan diskusi.
BAB III
MODEL PEMBELAJARAN ASSURE
ASSURE model adalah
salah satu petunjuk dan perencanaan yang bisa membantu untuk bagaimana cara
merencanakan, mengidentifikasi, menentukan tujuan, memilih metode dan bahan,
serta evaluasi.
Model assure
ini merupakan rujukan bagi pendidik dalam membelajarkan peserta didik dalam
pembelajaran yang direncanakan dan disusun secara sistematis dengan
mengintegrasikan teknologi dan media sehingga pembelajaran menjadi lebih
efektif dan bermakna bagi peserta didik. Pembelajaran dengan menggunakan ASSURE
Model mempunyai
beberapa tahapan yang dapat membantu terwujudnya pembelajaran yang efektif dan
bermakan bagi peserta didik.
MANFAAT ASSURE
MODEL DALAM PEMBELAJARAN
Satu hal yang perlu dicermati dari model ASSURE ini, walaupun berorientasi
pada Kegiatan Belajar Mengajar (KBM), model ini tidak menyebutkan strategi
pembelajaran secara eksplisit. Strategi pembelajaran dikembangkan melalui
pemilihan dan pemanfaatan metode, media, bahan ajar, serta peran serta peserta
didik di kelas.
Model pembelajaran
ASSURE sangat membantu dalam merancang program dengan menggunakan berbagai
jenis media. Model ini menggunakan beberapa langkah, yaitu Analyze Learners,
State Objectives, Select Methods, Media and Materials, Utilize Media and
Materials, Require Learner Participation, dan Evaluate and Revise
TAHAPAN TAHAPAN MODEL ASSURE
Menurut Heinich et al (2005) model ini terdiri atas enam langkah kegiatan
yaitu:
- Analyze Learners, perlu diketahui bagaimana kebutuhan dan tingkat kemampuan siswa. Ada tiga hal penting dapat dilakuan untuk mengenal mereka, yaitu
a.
berdasarkan ciri-ciri umum (General Characteristics)
Rata- rata siswa yang
di ajar berusia 16- 17 tahun mereka duduk di kelas XI IPA dengan
jumlah siswa laki- laki 6 orang dan perempuan 24 orang, kelas ini cukup bagus
karena memilki motivasi yang tinggi belajar, mereka aktif dalam belajar tampak
dari diskusi atau pertanyaan yang mereka ajukan selama belajar di kelas. Hampir
semua peserta didik kedua orang tua mereka bermata pencarian bertani dengan
strata kehidupan mereka menengah kebawah. Mereka tidak semuanya memiliki buku
paket ditambah sekolah kami belum memiliki perpustakaan. Jadi siswa hannya
memfoto copy buku guru per materi agar tidak mengeluarkan biaya yang banyak.
b.
kemampuan awal pembelajar (Specific Entry Competencies)
Sebenarnya
siswa sudah pernah mengenal materi yang di pelajari ini sebelumnya (Peristiwa sekitar Proklamasi 17 Agustus
1945 dan Pembentukan Pemerintahan di Indonesia) di tingkat SD atau SLTP,
dengan tingkat pemahaman yang tentu berbeda yang dibutuhkan di tingkat SLTA
c.
dan gaya belajar ( Learning Style)
Gaya belajar yang mereka miliki berbeda-beda, seperti gaya belajar visual
mereka cenrung suka melihat dan membaca materi yang ada di dalam teks. Dan gaya
belajar audio yaitu mereka dapat mendenngarkan dengan serius apa yanng
disampaikan.
- States Objectives , menyatakan tujuan pembelajaran harus difokuskan kepada pengetahuan, kemahiran, dan sikap yang baru untuk dipelajari.
Adanya
perumusan tujuan pembelajaran yang akan di capai siswa selama dan setelah
proses pembelajaran. Siswa di harapkan memiliki pengetahuan (kognitif) yang
lebih lagi dari sebelumnya yakni dapat mendeskripsikan upaya
mempersiapkan kemerdekaan Indonesia dari pembentukan BPUPKI hingga PPKI, dan
peristiwa seputar Proklamasi dari Rengasdengklok hingga Proklamasi Kemerdekaan.
Dengan kemampuan itulah siswa diharapkan mampu untuk menganalis setiap
peristiwa menjelang sampai proklamasi kemerdekaan sesuai yang di inginkan oleh
KD (Menganalisis Peristiwa sekitar
Proklamasi 17 Agustus 1945 dan Pembentukan Pemerintahan di Indonesia).
Tidak hanya mengukur
kemampuan kognitif siswa tapi ada kebutuhan penting yang diharapkan dimiliki
oleh siswa selama dan setelah pembelajaran yaitu adanya nilai- nilai positif
yang tertaman dalam jiwa mereka sehingga adanya perubahan sikap dan tingkah
laku mereka (afektif) seperti rasa nasionalisme, rasa lebih menghargai para
tokoh- tokoh yang telah berjasa bagi bangsa dan negara Indonesia, mendahulukan
kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi, dan nilai
kepahlawanan lainnya seperti bertanggung jawab, berani, rela berkorban,
disiplin, dsb.
- Select Methods, Media, and Material, ada tiga hal penting dalam pemilihan metode, bahan dan media yaitu menentukan metode yang sesuai dengan tugas pembelajaran, dilanjutkan dengan memilih media yang sesuai untuk melaksanakan media yang dipilih, dan langkah terakhir adalah memilih dan atau mendesain media yang telah ditentukan.
Belajar Berbasis Masalah (problem-based learning)
Metode belajar berbasis masalah melatih ketajaman pola pikir metakognitif,
yakni kemampuan stratregis dalam memecahkan masalah.
Belajar Kolaboratif
Metode belajar kolaboratif ditekankan
agar pebelajar mampu berlatih menjadi pimpinan dan membina koordinasi antar
teman sekelasnya.
- Utilize Media and materials , ada lima langkah bagi penggunaan media yang baik yaitu, preview bahan, sediakan bahan, sedikan persekitaran, pelajar dan pengalaman pembelajaran.
·
Preview materi
Guru melalukan appersepsi terhadap
murid untuk melihat dulu materi sebelum
menyampaikannya dalam kelas dan selama proses pembelajaran guru harus
menentukan materi yang tepat untuk seluruh siswa dan memperhatikan tujuannya.
· Siapkan
bahan
Karena yang media yang yang saya
butuhkan adalah komputer maka harus di cek untuk memastikan komputer itu baik
untuk di gunakan, sudah mempersiapkan slide power point yang akan ditampilkan,
foto- foto yang di butuhkan, sudah tersedia LCD proyekter dan video singkat di
dalam CD.
· Siapkan
lingkungan
Guru memposisikan siswa dalam
kelompok- kelompok kecil (5 orang dalam 1 kelompok) dengan LCD proyektor yang sudah dapat di proyeksi ke
depan papan tulis.
· Peserta
didik
Memberitahukan peserta didik tentang
tujuan pembelajaran. Guru menjelaskan bagaimana cara agar peserta didik dapat
memperoleh informasi dan cara mengevaluasi materinya.
· Memberikan
pengalaman belajar
Setelah materi ini dapat diselesai
kan siswa diharapkan memilki pengalaman belajar seperti : presentasi di depan
kelas dengan projector, demonstrasi, latihan, atau tutorial materi.
- Require Learner Participation, sebelum pelajar dinilai secara formal, pelajar perlu dilibatkan dalam aktivitas pembelajaran seperti memecahkan masalah, presentasi dan kuis singkat untuk menilai daya ingat dan keseriusan siswa selama belajar
- Evaluate and Revise, penilaian yang dimaksud melibatkan beberapa aspek diantaranya menilai pencapaian pelajar, pembelajaran yang dihasilkan, memilih metode dan media, kualitas media, penggunaan guru dan penggunaan pelajar.
Penilaian Hasil Belajar Siswa,
Penilaian Hasil Belajar Portofolio
Hasil diskusi, kuis dan ulangan
harian
Menilai dan Memperbaiki Strategi,
teknologi dan Media
Akan dilakukan revisi Strategi, Teknologi, dan Media jika dalam
pelaksanaannya di kelas tidak mendukung tujuan pembelajaran
BAB IV
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Setelah serangakaian langkah- langkah diatas diawali dari
pemilihan teori belajar yang tepat, strategi pembelajaran hingga media yang
tepat sebagai penunjang pembelajaran, sebelum guru dapat mengaplikasikannya
dalam pelaksanaan pembelajaran di kelas, terlebih dahulu guru mesti
menuangkannya dalam bentuk pembuatan
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).
Guru di kelas dapat melaksanakan langkah- langkah pelaksanaan pembelajaran yang
telah disusun di dalam RPP.
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
NO : 1
SMA
: SMA 12 SIJUNJUNG
Program : Ilmu Pengetahuan Alam
Mata Pelajaran : Sejarah
Kelas/Semester : XI/2
Standar Kompetensi : 2.
Menganalisis Perjuangan Bangsa Indonesia sejak
Proklamasi hingga Lahirnya Orde Baru
Kompetensi Dasar :2.1. Menganalisis
Peristiwa sekitar Proklamasi 17 Agustus
1945 dan Pembentukan Pemerintah Indonesia
Indikator : -
Menjelaskan upaya mempersiapkan kemerdekaan
Indonesia dari pembentukan BPUPKI
hingga PPKI
-
Menganalisis peristiwa seputar Proklamasi dari
Rengasdengklok hingga Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
Alokasi Waktu : 2
x45 menit
A. Tujuan
Pembelajaran
Peserta didik mampu untuk:
·
Menjelaskan upaya mempersiapkan kemerdekaan
Indonesia dari pembentukan BPUPKI hingga PPKI
·
Menganalisis peristiwa seputar Proklamasi dari
Rengasdengklok hingga Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
B.
Materi Pembelajaran
·
Upaya mempersiapkan kemerdekaan Indonesia
·
Peristiwa seputar Proklamasi 17 Agustus 1945
C.
Metode
Pembelajaran
Diskusi jigsaw
Karakter
siswa yang diharapkan :
Disiplin, Kerja keras,
Kreatif, Rasa ingin tahu, Cinta Tanah air, Menghargai prestasi, Bersahabat,
Cinta damai, Gemar membaca, Tanggung jawab.
D. Alokasi Waktu
Beban Belajar
|
Waktu
|
Bentuk Kegiatan/
Tugas
|
TM (tatap muka)
|
90 menit
|
Ceramah, diskusi kelompok
dan diskusi kelas serta tanya jawab
|
PT (penugasa berstruktur)
|
30 menit di
rumah
|
Berupa
tugas yang dikerjakan di rumah yang soalnya diberikan pada akhir pelajaran.
|
KMTT (kegiatan mandiri tidak
berstruktur)
|
-
|
E.
Langkah-langkah
Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan
Guru
|
Bentuk
Kegiatan
|
Waktu
(menit)
|
Peralatan
Pendukung
|
||
Eksplorasi
|
Ela
Bora
si
|
Kon
firmasi
|
|||
(1)
|
(2)
|
(3)
|
(4)
|
(5)
|
(6)
|
1. Kegiatan
Pendahuluan
Guru mengucapkan
salam kemudian memeriksa kesiapan ruangan, alat dan
media, memeriksa kegiatan siswa dan kehadiran siswa
·
Apersepsi
Apersepsi guru
membuka pembelajaran dengan menjelaskan secara garis besar mengenai posisi
Jepang dalam Perang Dunia II yang berpengaruh terhadap kebijakan pemerintah
kolonial Jepang di Indonesia.
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
|
10’
|
||||
2. Kegiatan Inti
·
Guru
menjelaskan dengan slide power point latar belakang pembentukan BUPKI dan PPKI,
dan apa saja yang telah di hasilkan badan ini untuk persiapan kemerdekaan
Indonesia.
·
Guru
menampilkan siapa saja tokoh yang berperan di dalam badan ini dari Indonesia.
·
Guru berhenti
menjelaskan materi sampai kembalinya 3 tokoh Indonesia dari Saigon (Vietnam).
·
Guru membagi peserta didik dalam kelompok yang heterogen dan berada dalam posisi kelompok masing-
masing
·
Guru
menampilkan dan menyebutkan tokoh- tokoh dan tempat dalam peristiwa Rengasdengklok, perumusan teks
proklmasi hingga proklamasi kemerdekaan Indonesia melalui LCD proyektor.
·
Guru meminta
siswa mencari peran dari masing- masing tokoh
·
Guru
menyebutkan nama tempat yang ditampilkan dan menanyakan peristiwa apa yang terjadi di
tempat tersebut
·
Setiap kelompok membagi
anggotanya atas tugas yang berbeda- beda. Masing- masing anggota kelompok
dari group lain yang mendapat materi
yang sama berembuk mencari jawaban dari pertanyaan guru...dan kembali ke
kelompok mereka jika telah menemuka jawabannya
·
Guru memilih
secara acak jawaban dari masing- masing kelompok untuk dipresentasikan.
·
Materi terakhir
guru
menampilkan video pembacaan teks
proklamasi kemerdekaan oleh Ir. Soekarno.meminta siswa untuk berdiri. Setelah selesai siswa
juga diminta mengulanginya lagi dan membaca teks secara bersama
|
√
√
√
√
√
√
√
√
|
√
√
|
√
|
70
|
Papan tulis, LDS, Alat tulis
|
3. Kegiatan
Penutup
·
Menarik
kesimpulan materi.
·
Pemberian
tugas rumah “apa yang mereka rasakan
ketika Ir.Soekarno membaca khan teks proklamasi kemerdekaan RI dan makna dari
kemerdekaan itu sendiri bagi bangsa
Indonesia.
·
Guru mengingatkan siswa untuk mempelajari materi
pelajaran selanjutnya dan tugas rumah yang akan dibuat dan dikumpulkan.
·
Guru menutup pelajaran dengan mengucapkan Alhamdulillah dan berdo’a
|
√
√
|
10’
|
F. Sumber Belajar
·
Kurikulum KTSP dan perangkatnya
·
Pedoman Khusus Pengembangan Silabus KTSP SMA XI
IPA – ESIS
·
Buku sumber Sejarah SMA XI IPA – ESIS (hal 132
–1 54)
·
Peta konsep
·
Internet
G. Penilaian
·
Unjuk Kerja berbentuk diskusi kelompok
mendiskusikan pengaruh Buku Guru Sejarah
untuk SMA dan MA Kelas XI IPS - ESIS
Lembar Penilaian Diskusi
Hari/Tanggal :
…………………………………………………….
Topik diskusi/debat :
……………………………………………………..
No
|
Sikap/Aspek yang
dinilai
|
Nama Kelompok/ Nama
peserta didik
|
Nilai Kualitatif
|
|
||||||||||||||||
Penilaian kelompok
|
||||||||||||||||||||
1.
|
Menyelesaikan tugas kelompok dengan
baik
|
|||||||||||||||||||
2
|
Kerjasama kelompok
|
|||||||||||||||||||
3
|
Hasil tugas
|
|||||||||||||||||||
Jumlah Nilai Kelompok
|
||||||||||||||||||||
Penilaian Individu
Peserta didik
|
||||||||||||||||||||
1.
|
Berani mengemukakan
pendapat
|
|||||||||||||||||||
2.
|
Berani menjawab pertanyaan
|
|||||||||||||||||||
3.
|
Inisiatif
|
|||||||||||||||||||
4.
|
Ketelitian
|
|||||||||||||||||||
Jumlah Nilai Individu
|
Soal Pekerjaan Rumah
Pada waktu diketahui Jepang telah kalah dalam Perang Dunia
II, timbul kekosongan kekuasaan. Dalam menyikapi kekosongan kekuasaan ini,
sikap golongan nasionalis terbagi menjadi dua, yakni golongan tua dan golongan
muda. Coba kalian jelaskan perbedaan kedua golonga itu pada tabel di bawah ini.
Golongan
Tua
|
Golongan
Muda
|
|
Sikap
yang diambil
|
||
Alasan
|
||
Tokoh- tokohnya
|
||
Asal organisasi
|
||
|
BAB IV
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi semakin mendorong upaya- upaya pembaharuan dalam
pemanfaatan hasil- hasil teknologi dalam proses belajar. Para guru dituntut
agar mampu menggunakan alat- alat yang disediakan oleh sekolah, dan tidak
tertutup kemungkinan bahwa alat- alat tersebut sesuai dengan perkembangan dan
tuntuta zaman. Guru sekurang- kurangnnya dapat menggunakan alat yang murah dan
efisien yang meskipun sederhana tetapi merupakan keharusan dalam upaya mencapai
tujuan pengajaran yang diharapkan
Disamping mampu
menggunakan alat- alat yang tersedia, guru dituntut untuk dapat mengembangkan
keterampilan untuk membuat media pembelajaran yang akan digunakan apabila media
tersebut belum tersedia.
B.
Saran
Penulis
dapat merasakan masih banyak yang akan dipelajari untuk melangkapi tulisan ini
agar lebih benar dan sempurna, untuk itu saran dan kritiknya akan sangat
penulis butuhkan lagi kedepan. Penulis berharap meskipun begitu semoga apa yang
telah penulis susun ini dapat bermanfaat bagi penulis, dan teman- teman sesama
guru lainnya.
Guru
haruslah memiliki pengetahuan dan pemahaman yang cukup tentang media
pembelajaran, yang menarik bagi siswa dan dekat dengan keseharian mereka.
Buku Sumber
Asma,Nur.2009. Model
Pembelajaran Kooperatif. Padang. UNP Press.
Suciati. 2001. Teori
Belajar Dan Motivasi. Jakarta. Universitas Terbuka.
Sanaky,Hujair AH. 2011. Media Pembelajaran. Yogyakarta. Kaukaba Dipantara.
Suprijono,Agus. Cooperative
learning.Yogyakarta. Pustaka Pelajar.
Sharon.E,Smaldino.Instructional
Technology & Media For Learning : Teknologi Pembelajaran dan Media Untuk
Belajar. Jakarta. Prenada Media Group.
terimakasih banyak, ini sangat membantu____________ ^_^
BalasHapus