Kamis, 31 Mei 2012

Merancang Media Pembelajaran Sejarah


BAB I
PENDAHULUAN

A.     Latar Belakang Masalah
Sekarang ini para pengajar atau guru dihadapkan dengan tantangan bagaimana cara mengajar degan baik dan bisa diterima baik oleh para muridnya. Tentu saja ini bukan tantangan ringan, karena tiap pengajar dari tiap daerah mempunyai kelebihan dan kekurangan dari berbagai aspek pendidikan, entah itu fasilitasnya, jenis muridnya, dan lain-lain. Penggunaan Media dan strategi yang tepat, yang tertuang dalam RPP dan di realisasikan di kelas akan membuat pengajaran menjadi mudah dan bisa diterima oleh siswa,  karena sulitnya membuat pengajaran bisa diterima oleh semua siswa. Berikut penulis juga mencantumkan teori belajar, dengan harapan apa yang tertuang dalam teori belajar tersebut dapat tercapai oleh pengajar dari peserta didiknya.
B.       Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, maka dapat disusun rumusan masalah sebagai beikut:
*      Bagaimana langkah- langkah  guru menyusun perencanaan media yang sesuai dalam pembelajaran sampai ke penyusunan RPP pada mata pelajaran sejarah



BAB II
TINJAUAN PUSTAKA  &  PEMBAHASAN

A.   Teori Belajar
            Teori Belajar Behaviorisme (tingkah laku)
§  Menurut teori ini, belajar adalah perubahan tingkah  laku. Seseorang dianggap telah belajar sesuatu bila ia mampu menunjukkan perubahan tingkah  laku. Aliran ini menekankan pada terbentuknya perilaku yang tampak sebagai hasil belajar.
§  Menurut teori ini, yang terpenting adalah  masukan/ input yang berupa stimulus dan keluaran/ output yang berupa respons.
§  Menurut teori behaviorisme, apa saja yang diberikan guru (stimulus), dan apa aja yang dihasilkan siswa (respons), semuanya harus dapat diamati, diukur, dan tidak boleh hanya implisit (tersirat)
§  Faktor lain yang  juga penting adalah  penguatan (reinforcement). Penguatan  adalah apa saja yang dapat memperkuat timbulnya respons. Bila penguatan ditambahkan (positive reinforcement) maka respons akan semakin kuat. Begitu pun bila penguatan dikurangi (negative reinforcement), respons pun akan tetap di kuat.
§  Pelopor terpenting teori ini antara lain adalah Pavlov, Watson, Skinner, Hull, dan Guthrie.
      Teori Belajar Kognitivisme
§  Menurut teori ini, belajar adalah perubahan persepsi dan pemahaman. Perubahan persepsi dan pemahaman tidak selalu berbentuk perubahan tingkah  laku yang dapat diamati
§  Asumsi dasar teori ini adalah, bahwa setiap orang telah mempunyai pengalaman dan pengetahuan  ini tertata dalam bentuk struktur kognitif. Menurut teori ini, proses belajar akan berjalan baik bila materi pelajaran yang baru  beradaptasi (bersinambungan) secara “klop” dengan struktur kognitif yang sudah dimiliki oleh mahasiswa
§  Dalam perkembangannya, setidak- tidaknya ada tiga teori belajar yang bertitik tolak dari teori kognitivisme ini, yakni teori perkembangan Piaget, teori kognitiv Bruner dan teori bermakna Ausubel
Read more


       Teori Belajar Humanistik
§  Menurut teori humanistik, tujuan belajar adalah untuk  “memanusiakan manusia”. Proses belajar dianggap berhasil jika mahasiswa telah  memahami lingkungannya dan dirinya sendiri. Dengan kata lain, siswa dalam proses belajarnya harus berusaha agar lambat laun ia mampu mencapai aktualisasi diri dengan sebaik- baiknnya.
§  Menurut Krathwohl dan  Bloom, ada tiga kawasan tujuan belajar yang dapat dicapai siswa, yaitu Kognitif (pengetahuan), Psikomotor (gerak), dan  Afektif (sikap)
      Teori Sibernetik
§  Menurut teori ini, belajar adalah pengolahan informasi
§  Menurut teori ini, yang  terpenting adalah “sistem  informasi” dari apa yang akan dipelajari siswa. Sedangkan bagaimana proses belajar akan berlangsung, akan  sangat ditentukan  oleh sistem informasi ini. Karena itu, teori ini berasumsi, bahwa tidak ada satu pun jenis cara belajar yang ideal untuk segala situasi. Sebab cara belajar sangat ditentukan oleh sistem informasi.
§  Dalam bentuknya yang lebih praktis, teori ini telah dikembangkan antara lain Landa (dalam bentuk pendekatan algoritmik dan heuristik).
§  Pendekatan belajar algoritmik menuntut mahasiswa untuk berpikir secara sistematis, tahap demi tahap, linear, lurus menuju ke suatu target tertentu.
§  Pendekatan  heuristik menuntut siswa berpikir secara divergen, menyebar ke beberapa target sekaligus.
      Konstruktivisme

§  Konstruktivisime merupakan proses pembelajaran yang menerangkan bagaimana pengetahuan disusun dalam diri manusia.
§  Dalam proses belajar mengajar, guru tidak serta merta memindahkan pengetahuan kepada peserta didik dalam bentuk yang serba sempurna. Dengan kata lain, pesera didik harus membangun suatu pengetahuan itu berdasarkan pengalamannya masing- masing.
§  Pembelajaran adalah hasil dari usaha peserta didik itu sendiri.

Dari teori belajar diatas yang akan di pakai dalam pembuatan RPP ini teori belajar kontruktivisme. Pembelajaran sejarah menurut pandangan konstruktivis adalah membantu siswa untuk membangun konsep/prinsip sejarah dengan kemampuannya sendiri melalui proses internalisasi, sehingga konsep/prinsip tersebut terbangun kembali, transformasi informasi yang diperoleh menjadi konsep/prinsip baru. Semua pengetahuan adalah hasil kontruksi dari kegiatan atau tindakan seseorang (Agus Suprijono;31)
Ciri pembelajaran sejarah secara konstruktivis adalah:
a.       Siswa terlibat secara aktif dalam belajarnya. Keterlibatan ini tidak sekedar perintah atau petunjuk dari guru, tetapi siswa diberi kesempatan untuk berkreativitas mengusulkan suatu topik, masalah, atau berargumentasi. Keterlibatan dapat dalam forum klasikal maupun kelompok.
b.      Siswa belajar materi sejarah secara bermakna dalam bekerja dan berfikir. Agar siswa dapat memberi makna tentang materi sejarah yang sedang dibahas, maka perlu sebuah materi yang bersifat analisis yang berdasar pada hukum kausalitas. Materi tidak bisa diberikan yang bersifat hapalan, tetapi harus diangkat dari kehidupan sehari- hari dan kemudian dihubungkan dengan fakta sejarah yang pernah terjadi.
c.       Siswa belajar bagaimana belajar itu. Melalui pemberian masalah yang berbobot masalah, maka diharapkan siswa mampu belajar memahami, menerapkan dan kemudian mampu bersikap terhadap hasil analisis permasalahan. Dengan demikian siswa tidak hanya menghapal, tetapisungguh dihadapkan tuntutan kemampuan analisis.
d.      Informasi baru harus dikaitkan dengan informasi lain sehingga menyatu dengan skemata yang dimiliki siswa agar pemahaman terhadap informasi(materi) kompleks terjadi. Informasi yang diberikan jangan hanya tunggal, tetapi harus terkait dengan informasi lain dan dengan disiplin lain. Dengan demikian siswa akan mendapatkan informasi yang utuh dan komprehensif.
e.       Orientasi pembelajaran adalah investigasi dan penemuan (inkuiri). Permasalahan yang diajukan seharusnya mampu menimbulkan rangsangan pada siswa untuk melakukan penelitian, pengamatan atau menuntut suatu analisis. Dengan demikian siswa selalu dirangsang untuk dapat menghubungkan berbagai informasi yang diterimanya dan kemudian mampu mengendapkan dalam pemikirannya. Muaranya adalah siswa akan terbiasa untuk berpikir secara mendalam.
f.       Berorientasi pada pemecahan masalah. Sejarah bukan hanya deretan fakta, namun berdasarkan waktu, kontiniutas dan perubahan. Masalah yang muncul di dalam masyarakat pada masa global ini sebenarnya memiliki hubungan dengan fakta sejarah yang lalu. Oleh sebab itu, permasalahan yang dimunculkan untuk dikaji oleh siswa adalah permasalahan kekinian yang harus dicari logika kausalitasnya dengan masa lalu. Selain bahan ajar yang disiapkan harus bermakna bagi kognitif siswa agar siswa terlibat secara emosional maupun sosial, dalam pembelajaran konstruktivis guru perlu menciptakan lingkungan pembelajaran yang kondusif.

Lingkungan pembelajaran sejarah yang perlu diupayakan oleh guru dalam pembelajaran secara konstruktivis adalah sebagai berikut:
a.       Menyediakan pengalaman belajar dengan mengaitkan pengetahuan yang telah siswa sedemikian rupa sehingga belajar melalui proses pembentukan pengetahuan;
b.      Menyediakan berbagai alternatif pengalaman belajar, tidak semua mengerjakan tugas yang sama, misalnya suatu masalah dapat diselesaikan dengan berbagai cara;
c.       Mengintegrasikan pembelajaran dengan situasi yang realistik dan relevan dengan melibatkan pengalaman kongkret, misalnya untuk memahami suatu konsep sejarah melalui kenyataan dalam kehidupan sehari-hari;
d.      Mengintegrasikan pembelajaran sehingga memungkinkan terjadinya transmisi sosial, yaitu terjadinya interaksi dan kerjasama seseorang dengan orang lain atau lingkungannya, misalnya interaksi dan kerjasama antara siswa, guru, siswa-siswa;
e.       Memanfaatkan berbagai media termasuk komunikasi lisan dan tertulis sehingga pembelajaran menjadi lebih efektif;
f.       Melibatkan siswa secara emosional dan sosial sehingga sejarah menjadi menarik dan siswa mau belajar.

B.     MODEL PEMBELAJARAN
Model pembelajaran yang akan di pakai dalam penyusunan RPP ini adalah Model Jigsaw II karena model ini cocok digunakan dalam pelajaran semacam kajian- kajian sosial dan sastra yang tujuannya pembelajarannya adalah pemerolehan konsep bukan keterampilan.
Dalam model ini siswa bekerja dalam tim- tim yang bersifat heterogen. Siswa dari tim yang berbeda dengan topik yang sama bertemu dalam “kelompok pakar” untuk mendiskusikan topik mereka. Para pakar tersebut kemudian kembali ke tim mereka masing- masing dan bergiliran mengajar teman- teman tim tentang topik mereka. Akhirnya, para siswa membuat assesmen yang mencakup semua topik, dan skor kuis menjadi skor tim.
Siswa termotivasi untuk mengkaji materi yang diberikan guru dengan baik dan bekerja keras dalam kelompok pakar sehingga mereka dapat membantu tim mereka bekerja dengan baik. Kunci keberhasilan model Jigsaw adalah kesalingketergantungan: setiap siswa tergantung pada teman- teman dalam tim untuk memberikan informasi yang diperlukan untuk mendapatkan penilaian yang baik atas pekerjaan mereka

C.    MEDIA PEMBELAJARAN
Media pembelajaran adalah media pendidikan yang dapat digunakan sebagai perantara dalam proses pembelajaran  untuk mempertinggi efektifitas dan efisien dalam mencapai tujuan pembelajaran. Atau dalam pengertian yang lebih luas media pembelajaran adalah alat, metode, dan teknik yang digunakan dalam rangka lebih mengefektifkan antara pengajar dan  pembelajar dalam proses pembelajaran di kelas .( Oemar Halik: 12)
Tujuan dan Manfaat Media Pembelajaran
Tujuan Media Pembelajaran
a.       Mempermudah proses pembelajaran di kelas
b.      Meningkatkan efisiensi proses pembelajaran
c.       Menjaga relevansi antara materi pelajaran dengan tujuan belajar
d.      Membantu kosentrasi pembelajar dalam proses pembelajaran.
Manfaat Media Pembelajaran
a.       Pengajaran lebih menarik perhatian pembelajar sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar
b.      Bahan pengajaran akan lebih jelas maknanya, sehingga dapat lebih dipahami pembelajar, serta memungkinkan pembelajar menguasai tujuan pengajaran dengan baik
c.       Metode pembelajaran bervariasi, tidak semata- mata hanya komunikasi verbal melalui penuturan kata- kata lisan pengajar saja, pembelajar tidak bosan, dan pengajar tidak kehabisan tenaga
d.       Pembelajar lebih banyak melakukan kegiatan belajar, sebab tidak hanya mendengarkan penjelasan dari pengajar saja, tetapi juga aktivitas lain yang dilakukan seperti: mengamati, melakukan, demontrasikan, dan lain- lain.
Pertimbangan Pemilihan Media
Pertimbangan media yang akan digunakan dalam pembelajaran menjadi pertimbangan utama, karena media yang akan dipilih harus sesuai dengan:
a.       Tujuan pengajaran
b.      Bahan pelajaran
c.       Metode mengajar
d.      Tersedia alat yang dibutuhkan
e.       Pribadi pengajar
f.       Minat dan kemampuan pembelajar
g.      Situasi pengajaran yang sedang berlangsung
Secara umum terdapat 4 jenis media pembelajaran yakni:
  1. Media visual (grafik, diagram, chart, bagan, poster, karikatur, dll)
  2. Media Audio/audial (radio, tape recorder, lab bahasa, walkman, dll)
  3. Projected still media atau media proyeksi ( OHP, proyektor, in foccus, dll)
  4. Projected motion media atau audio visual (TV, komputer, film, vcd, dll)
Beberapa acuan penggunaan media pembelajaran secara umum:
  1. Media visual, cocok digunakan untuk mata pelajaran dengan kompetesi memahami. Contoh studi masalah.
  2. Media audio, cocok digunakan untuk mata pelajaran dengan kompetensi menghapal. Contoh kesenian musik dan tes bahasa inggris.
  3. Media proyeksi, cocok digunakan untuk mata pelajaran dengan kompetensi pemahaman sistematis yang lebih kompleks. Contoh menyajikan langkah-langkah yang lebih detil.
  4. Media audio visual, cocok digunakan untuk mata pelajaran dengan kompetensi motorik. Contoh penyajian film dan video tentang peristiwa-peristiwa penting.
Akan tetapi dalam pelaksanaannya tidak harus seperti acuan di atas. Karena dengan perkembangan IPTEK saat ini sangat memungkinkan kita untuk menggunakan lebih dari satu media. Dengan harapan saling melengkapi satu sama lain. Contohnya penggunaan komputer. Dengan komputer kita dapat menyatukan seluruh jenis media menjadi satu. Tentunya kombinasi dipilih dengan pertimbangan efektifitas tujuan atau kompetensi awal.
MEDIA VISUAL
Media visual mencoba agar siswa dapat melihat langsung ke obyek atau benda nyata, tetapi benda tersebut tidak harus dihadirkan di ruang kelas. Kelebihan dari media visual ini adalah dapat memberikan pengalaman nyata kepada siswa. Media visual yang menyalurkan pesan melalui simbol-simbol visual. Fungsi dari media visual adalah menarik perhatian, memperjelas sajian pelajaran, dan mengilustrasikan suatu fakta atau konsep yang mudah terlupakan jika hanya dilakukan melalui penjelasan verbal.
  • gambar / foto: paling umum digunakan
  • sketsa: gambar sederhana atau draft kasar yang melukiskan bagian pokok tanpa detail. Dengan sketsa dapat menarik perhatian siswa, menghindarkan verbalisme, dan memperjelas pesan.
  • diagram / skema: gambar sederhana yang menggunakan garis dan simbol untuk menggambarkan struktur dari obyek tertentu secara garis besar. Misal untuk mempelajari organisasi kehidupan dari sel samapai organisme.
  • bagan / chart : menyajikan ide atau konsep yang sulit sehingga lebih mudah dicerna siswa. Selain itu bagan mampu memberikan ringkasan butir-butir penting dari penyajian. Dalam bagan sering dijumpai bentuk grafis lain, seperti: gambar, diagram, kartun, atau lambang verbal.
  • grafik: gambar sederhana yang menggunakan garis, titik, simbol verbal atau bentuk tertentu yang menggambarkan data kuantitatif. Misal untuk mempelajari pertumbuhan.
MEDIA AUDIO-VISUAL
Media audio visual adalah seperangkat alat yang dapat memproyeksikan gambar bergerak dan bersuara. Paduan antara gambar dan suara membentuk karakter sama dengan objek aslinya. Alat- alat yang termasuk dalam kategori media audio- visual adalah televisi, video- VCD, sound slide dan film.
Media komputer
·         Media ini memiliki semua kelebihan yang dimiliki oleh media lain. Selain mampu menampilkan teks, gerak, suara dan gambar, komputer juga dapat digunakan secara interaktif, bukan hanya searah. Bahkan komputer yang disambung dengan internet dapat memberikan keleluasaan belajar menembus ruang dan waktu serta menyediakan sumber belajar yang hampir tanpa batas.
Maka  yang kita lakukan lebih banyak ke arah pemilihan topik/ pokok bahasan mana yang cocok untuk dimediakan pada jenis media tertentu. Dalam situasi demikian, bukanlah mempertanyakan mengapa media audio yang digunakan, dan  bukan media lain? Jadi yang harus kita lakukan adalah memilih topik-topik  apa saja yang tepat untuk disajikan melalui media audio. Untuk model pemilihan terbuka, lebih rumit lagi.
Dari penjabaran diatas menjadi pertimbangan bagi saya dalam pemilihan media dan strategi yang tepat sesuai dengan KD dan indikator- indikator di dalamnya. RPP yang akan disusun adalah RPP untuk kelas XI IPA dengan KD 2.1.  Menganalisis Peristiwa sekitar Proklamasi 17 Agustus 1945 dan Pembentukan Pemerintahan di Indonesia. Dengan Indikator : 2.1.1 Mendeskripsikan upaya mempersiapkan kemerdekaan Indonesia dari pembentukan BPUPKI hingga PPKI 2.1.2. Mendeskripsikan peristiwa seputar Proklamasi dari  Rengasdengklok hingga Proklamasi Kemerdekaan Indonesia.
Dari indikator diatas tujuan akhir dari pembelajaran adalah siswa dapat mendeskripsikan upaya mempersiapkan kemerdekaan Indonesia dari pembentukan BPUPKI hingga PPKI, dan peristiwa seputar Proklamasi dari Rengasdengklok hingga Proklamasi Kemerdekaan. Media yang cocok dipakai untuk mencapai tujuan pembelajaran yaitu media proyeksi, visual dan audio visual. 
Pemilihan media visual yaitu berupa penanyangan  foto  tokoh- tokoh penting  yang terlibat dalam lembaga BPUPKI dan PPKI, tokoh- tokoh dan tempat terjadinya peristiwa Rengasdengklok dan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, tujuannya supaya siswa mengenal tokoh- tokoh tersebut bukan hanya cerita sejarahnya. Foto- foto yang ditampilkan dapat mengatasi ruang dan waktu maksudnya dimana tokoh dan tempat bersejarah tersebut tidak dapat di saksikan lagi secara langsung lagi oleh pelajar.
Pemilihan media proyeksi yaitu berupa pemanfaatan LCD Proyektor yang membantu menanpilkan visual dari foto- foto dan membantu menampilkan slide- slide power point dari materi pelajaran untuk meningkatkan efisiensi proses pembelajaran. Sedangkan pemilihan media audio visual berupa video singkat pembacaan teks proklamasi oleh Ir. Soekarno tujuanya agar siswa merasa terbawa dalam suasana yang terasa tahun 1945 tersebut. Melalui media video pesan pembelajaran akan terasa realistik, sehingga baik untuk menambah pengalaman belajar. Media video memiliki daya tari tersendiri dan dapat menjadi pemacu atau memotivasi siswa untk belajar karena mengurangi kejenuhan mengajar secara ceramah dan diskusi.



BAB III
MODEL PEMBELAJARAN ASSURE
          ASSURE model adalah salah satu petunjuk dan perencanaan yang bisa membantu untuk bagaimana cara merencanakan, mengidentifikasi, menentukan tujuan, memilih metode dan bahan, serta evaluasi.
 Model assure ini merupakan rujukan bagi pendidik dalam membelajarkan peserta didik dalam pembelajaran yang direncanakan dan disusun secara sistematis dengan mengintegrasikan teknologi dan media sehingga pembelajaran menjadi lebih efektif dan  bermakna bagi peserta didik. Pembelajaran dengan menggunakan ASSURE Model  mempunyai beberapa tahapan yang dapat membantu terwujudnya pembelajaran yang efektif dan bermakan bagi peserta didik.
 MANFAAT ASSURE MODEL DALAM PEMBELAJARAN
Satu hal yang perlu dicermati dari model ASSURE ini, walaupun berorientasi pada Kegiatan Belajar Mengajar (KBM), model ini tidak menyebutkan strategi pembelajaran secara eksplisit. Strategi pembelajaran dikembangkan melalui pemilihan dan pemanfaatan metode, media, bahan ajar, serta peran serta peserta didik di kelas.
Model pembelajaran ASSURE sangat membantu dalam merancang program dengan menggunakan berbagai jenis media. Model ini menggunakan beberapa langkah, yaitu Analyze Learners, State Objectives, Select Methods, Media and Materials, Utilize Media and Materials, Require Learner Participation, dan Evaluate and Revise

TAHAPAN TAHAPAN MODEL ASSURE
Menurut Heinich et al (2005) model ini terdiri atas enam langkah kegiatan yaitu:
  1. Analyze Learners, perlu diketahui bagaimana kebutuhan dan tingkat kemampuan siswa. Ada tiga hal penting dapat dilakuan untuk mengenal mereka, yaitu
a.       berdasarkan ciri-ciri umum (General Characteristics)
Rata- rata siswa yang di ajar berusia 16- 17 tahun mereka duduk di kelas XI IPA dengan jumlah siswa laki- laki 6 orang dan perempuan 24 orang, kelas ini cukup bagus karena memilki motivasi yang tinggi belajar, mereka aktif dalam belajar tampak dari diskusi atau pertanyaan yang mereka ajukan selama belajar di kelas. Hampir semua peserta didik kedua orang tua mereka bermata pencarian bertani dengan strata kehidupan mereka menengah kebawah. Mereka tidak semuanya memiliki buku paket ditambah sekolah kami belum memiliki perpustakaan. Jadi siswa hannya memfoto copy buku guru per materi agar tidak mengeluarkan biaya yang banyak.
b.      kemampuan awal pembelajar (Specific Entry Competencies) 
Sebenarnya siswa sudah pernah mengenal materi yang di pelajari ini sebelumnya (Peristiwa sekitar Proklamasi 17 Agustus 1945 dan Pembentukan Pemerintahan di Indonesia) di tingkat SD atau SLTP, dengan tingkat pemahaman yang tentu berbeda yang dibutuhkan di tingkat SLTA
c.       dan gaya belajar ( Learning Style) 
Gaya belajar yang mereka miliki berbeda-beda, seperti gaya belajar visual mereka cenrung suka melihat dan membaca materi yang ada di dalam teks. Dan gaya belajar audio yaitu mereka dapat mendenngarkan dengan serius apa yanng disampaikan.
  1. States Objectives , menyatakan tujuan pembelajaran harus difokuskan kepada pengetahuan, kemahiran, dan sikap yang baru untuk dipelajari.
Adanya perumusan tujuan pembelajaran yang akan di capai siswa selama dan setelah proses pembelajaran. Siswa di harapkan memiliki pengetahuan (kognitif) yang lebih lagi dari sebelumnya yakni dapat mendeskripsikan upaya mempersiapkan kemerdekaan Indonesia dari pembentukan BPUPKI hingga PPKI, dan peristiwa seputar Proklamasi dari Rengasdengklok hingga Proklamasi Kemerdekaan. Dengan kemampuan itulah siswa diharapkan mampu untuk menganalis setiap peristiwa menjelang sampai proklamasi kemerdekaan sesuai yang di inginkan oleh KD (Menganalisis Peristiwa sekitar Proklamasi 17 Agustus 1945 dan Pembentukan Pemerintahan di Indonesia).
Tidak hanya mengukur kemampuan kognitif siswa tapi ada kebutuhan penting yang diharapkan dimiliki oleh siswa selama dan setelah pembelajaran yaitu adanya nilai- nilai positif yang tertaman dalam jiwa mereka sehingga adanya perubahan sikap dan tingkah laku mereka (afektif) seperti rasa nasionalisme, rasa lebih menghargai para tokoh- tokoh yang telah berjasa bagi bangsa dan negara Indonesia, mendahulukan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi, dan nilai kepahlawanan lainnya seperti bertanggung jawab, berani, rela berkorban, disiplin, dsb.
  1. Select Methods, Media, and Material,  ada tiga hal penting dalam pemilihan metode, bahan dan media yaitu menentukan metode yang sesuai dengan tugas pembelajaran, dilanjutkan  dengan memilih media yang sesuai untuk melaksanakan media  yang dipilih, dan langkah terakhir adalah memilih dan atau mendesain media yang telah ditentukan.
Belajar Berbasis Masalah (problem-based learning)
Metode belajar berbasis masalah melatih ketajaman pola pikir metakognitif, yakni kemampuan stratregis dalam memecahkan masalah.
Belajar Kolaboratif
Metode belajar kolaboratif ditekankan agar pebelajar mampu berlatih menjadi pimpinan dan membina koordinasi antar teman sekelasnya.
  1. Utilize Media and materials , ada lima langkah  bagi penggunaan media yang baik yaitu, preview bahan, sediakan bahan, sedikan persekitaran, pelajar dan pengalaman pembelajaran.
·         Preview materi
Guru melalukan appersepsi terhadap murid untuk  melihat dulu materi sebelum menyampaikannya dalam kelas dan selama proses pembelajaran guru harus menentukan materi yang tepat untuk seluruh siswa dan memperhatikan tujuannya.
·         Siapkan bahan
Karena yang media yang yang saya butuhkan adalah komputer maka harus di cek untuk memastikan komputer itu baik untuk di gunakan, sudah mempersiapkan slide power point yang akan ditampilkan, foto- foto yang di butuhkan, sudah tersedia LCD proyekter dan video singkat di dalam CD.
·         Siapkan lingkungan
Guru memposisikan siswa dalam kelompok- kelompok kecil (5 orang dalam 1 kelompok) dengan  LCD proyektor yang sudah dapat di proyeksi ke depan papan tulis.
·         Peserta didik
Memberitahukan peserta didik tentang tujuan pembelajaran. Guru menjelaskan bagaimana cara agar peserta didik dapat memperoleh informasi dan cara mengevaluasi materinya.

·         Memberikan pengalaman belajar
Setelah materi ini dapat diselesai kan siswa diharapkan memilki pengalaman belajar seperti : presentasi di depan kelas dengan projector, demonstrasi, latihan, atau tutorial materi.
  1. Require Learner Participation, sebelum pelajar dinilai secara formal, pelajar perlu dilibatkan dalam aktivitas pembelajaran seperti memecahkan masalah, presentasi dan kuis singkat untuk menilai daya ingat dan keseriusan siswa selama belajar
  2. Evaluate and Revise, penilaian yang dimaksud melibatkan beberapa aspek diantaranya menilai pencapaian pelajar, pembelajaran yang dihasilkan, memilih metode dan media, kualitas media, penggunaan guru dan penggunaan pelajar.
*      Penilaian Hasil Belajar Siswa,
Penilaian Hasil Belajar Portofolio
Hasil diskusi, kuis dan ulangan harian

*      Menilai dan Memperbaiki Strategi, teknologi dan Media
Akan dilakukan revisi Strategi, Teknologi, dan Media jika dalam pelaksanaannya di kelas tidak mendukung tujuan pembelajaran



BAB IV
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Setelah serangakaian langkah- langkah diatas diawali dari pemilihan teori belajar yang tepat, strategi pembelajaran hingga media yang tepat sebagai penunjang pembelajaran, sebelum guru dapat mengaplikasikannya dalam pelaksanaan pembelajaran di kelas, terlebih dahulu guru mesti menuangkannya dalam bentuk  pembuatan Rencana Pelaksanaan  Pembelajaran (RPP). Guru di kelas dapat melaksanakan langkah- langkah pelaksanaan pembelajaran yang telah disusun di dalam RPP.

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
NO : 1

                SMA                            : SMA 12 SIJUNJUNG
             Program                        : Ilmu Pengetahuan Alam
             Mata Pelajaran              : Sejarah
                                                 Kelas/Semester             : XI/2


Standar Kompetensi      : 2.  Menganalisis Perjuangan Bangsa Indonesia sejak 
                                                Proklamasi hingga Lahirnya Orde Baru
Kompetensi Dasar        :2.1.  Menganalisis Peristiwa sekitar Proklamasi 17 Agustus
                                               1945 dan Pembentukan Pemerintah Indonesia
Indikator                       : -     Menjelaskan upaya mempersiapkan kemerdekaan 
                                               Indonesia dari pembentukan BPUPKI hingga PPKI
       -  Menganalisis peristiwa seputar Proklamasi dari 
                                               Rengasdengklok hingga Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
Alokasi Waktu    : 2 x45 menit

A.    Tujuan Pembelajaran
Peserta didik mampu untuk:
·         Menjelaskan upaya mempersiapkan kemerdekaan Indonesia dari pembentukan BPUPKI hingga PPKI
·         Menganalisis peristiwa seputar Proklamasi dari Rengasdengklok hingga Proklamasi Kemerdekaan Indonesia

B.         Materi Pembelajaran
·         Upaya mempersiapkan kemerdekaan Indonesia
·         Peristiwa seputar Proklamasi 17 Agustus 1945

C.      Metode Pembelajaran
             Diskusi jigsaw
Karakter siswa yang diharapkan  : 
Disiplin, Kerja keras, Kreatif, Rasa ingin tahu, Cinta Tanah air, Menghargai prestasi, Bersahabat, Cinta damai, Gemar membaca, Tanggung jawab.

D.    Alokasi Waktu

Beban Belajar
Waktu
Bentuk Kegiatan/ Tugas
TM (tatap muka)
90 menit
Ceramah, diskusi kelompok dan diskusi kelas serta tanya jawab
PT (penugasa berstruktur)
30 menit di rumah
Berupa tugas yang dikerjakan di rumah yang soalnya diberikan pada akhir pelajaran.
KMTT (kegiatan mandiri tidak berstruktur)
-


E.     Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran

Kegiatan Guru
Bentuk Kegiatan
Waktu
(menit)
Peralatan
Pendukung
Eksplorasi
Ela
Bora
si
Kon
firmasi
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
1.    Kegiatan Pendahuluan
Guru mengucapkan salam kemudian memeriksa kesiapan ruangan, alat dan media, memeriksa kegiatan siswa dan kehadiran siswa
·         Apersepsi
Apersepsi guru membuka pembelajaran dengan menjelaskan secara garis besar mengenai posisi Jepang dalam Perang Dunia II yang berpengaruh terhadap kebijakan pemerintah kolonial Jepang di Indonesia.

 Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.





10’

2. Kegiatan Inti
·         Guru menjelaskan dengan slide power point  latar belakang pembentukan BUPKI dan PPKI, dan apa saja yang telah di hasilkan badan ini untuk persiapan kemerdekaan Indonesia.
·         Guru menampilkan siapa saja tokoh yang berperan di dalam badan ini dari Indonesia.
·         Guru berhenti menjelaskan materi sampai kembalinya 3 tokoh Indonesia dari Saigon (Vietnam).
·         Guru membagi peserta didik dalam kelompok yang heterogen  dan berada dalam posisi kelompok masing- masing
·         Guru menampilkan dan menyebutkan tokoh- tokoh dan tempat  dalam peristiwa Rengasdengklok, perumusan teks proklmasi hingga proklamasi kemerdekaan Indonesia melalui LCD proyektor.
·         Guru meminta siswa mencari peran dari masing- masing tokoh
·         Guru menyebutkan nama tempat yang ditampilkan dan  menanyakan peristiwa apa yang terjadi di tempat tersebut
·         Setiap kelompok membagi anggotanya atas tugas yang berbeda- beda. Masing- masing anggota kelompok dari group lain  yang mendapat materi yang sama berembuk mencari jawaban dari pertanyaan guru...dan kembali ke kelompok mereka jika telah menemuka jawabannya
·         Guru memilih secara acak jawaban dari masing- masing kelompok untuk dipresentasikan.
·         Materi terakhir guru menampilkan video pembacaan teks proklamasi kemerdekaan oleh Ir. Soekarno.meminta siswa untuk berdiri. Setelah selesai siswa juga diminta mengulanginya lagi dan membaca teks secara bersama







































































































70
Papan tulis, LDS, Alat tulis
3.      Kegiatan Penutup
·         Menarik kesimpulan materi.

·       Pemberian tugas rumah “apa yang mereka rasakan ketika Ir.Soekarno membaca khan teks proklamasi kemerdekaan RI dan makna dari kemerdekaan  itu sendiri bagi bangsa Indonesia.

·      Guru mengingatkan siswa untuk mempelajari materi pelajaran selanjutnya dan tugas rumah yang akan dibuat dan dikumpulkan.

·      Guru menutup pelajaran dengan mengucapkan Alhamdulillah dan berdo’a












10’


 F.   Sumber Belajar
·         Kurikulum KTSP dan perangkatnya
·         Pedoman Khusus Pengembangan Silabus KTSP SMA XI IPA – ESIS
·         Buku sumber Sejarah SMA XI IPA – ESIS (hal 132 –1 54)
·         Peta konsep
·         Internet

G.  Penilaian
·         Unjuk Kerja berbentuk diskusi kelompok mendiskusikan pengaruh  Buku Guru Sejarah untuk SMA dan MA Kelas XI IPS - ESIS

Lembar Penilaian Diskusi

Hari/Tanggal                        : …………………………………………………….
Topik diskusi/debat            : ……………………………………………………..
No
Sikap/Aspek yang dinilai
Nama Kelompok/ Nama peserta didik
Nilai Kualitatif
Kriteria Penilaian :
Kriteria Indikator
Nilai Kualitatif
Nilai Kuantitatif
80-100
Memuaskan
4
70-79
Baik
3
60-69
Cukup
2
45-59
Kurang cukup
1

Nilai Kuantitatif
Penilaian kelompok
1.
Menyelesaikan tugas kelompok dengan baik



2
Kerjasama kelompok



3
Hasil tugas



Jumlah Nilai Kelompok


Penilaian Individu Peserta didik
1.
Berani mengemukakan pendapat



2.
Berani menjawab pertanyaan



3.
Inisiatif



4.
Ketelitian



Jumlah Nilai Individu




Soal Pekerjaan Rumah
Pada waktu diketahui Jepang telah kalah dalam Perang Dunia II, timbul kekosongan kekuasaan. Dalam menyikapi kekosongan kekuasaan ini, sikap golongan nasionalis terbagi menjadi dua, yakni golongan tua dan golongan muda. Coba kalian jelaskan perbedaan kedua golonga itu pada tabel di bawah ini.

Golongan Tua
Golongan Muda
Sikap yang diambil












Alasan












Tokoh- tokohnya










Asal organisasi




















Mengetahui
Kepala SMAN 12 SIJUNJUNG




Drs. Harnetti, M.Si
NIP 19670508199203 2 004

Lubuk Tarok,                       2012        
Guru Mata Pelajaran




Desli Hefrina, S.Pd
NIP. 19801215 201001 2 018











BAB IV
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin mendorong upaya- upaya pembaharuan dalam pemanfaatan hasil- hasil teknologi dalam proses belajar. Para guru dituntut agar mampu menggunakan alat- alat yang disediakan oleh sekolah, dan tidak tertutup kemungkinan bahwa alat- alat tersebut sesuai dengan perkembangan dan tuntuta zaman. Guru sekurang- kurangnnya dapat menggunakan alat yang murah dan efisien yang meskipun sederhana tetapi merupakan keharusan dalam upaya mencapai tujuan pengajaran yang diharapkan
Disamping mampu menggunakan alat- alat yang tersedia, guru dituntut untuk dapat mengembangkan keterampilan untuk membuat media pembelajaran yang akan digunakan apabila media tersebut belum tersedia.

B.     Saran
Penulis dapat merasakan masih banyak yang akan dipelajari untuk melangkapi tulisan ini agar lebih benar dan sempurna, untuk itu saran dan kritiknya akan sangat penulis butuhkan lagi kedepan. Penulis berharap meskipun begitu semoga apa yang telah penulis susun ini dapat bermanfaat bagi penulis, dan teman- teman sesama guru lainnya.
Guru haruslah memiliki pengetahuan dan pemahaman yang cukup tentang media pembelajaran, yang menarik bagi siswa dan dekat dengan keseharian mereka.



Buku Sumber

Asma,Nur.2009. Model Pembelajaran Kooperatif. Padang. UNP Press.
Suciati. 2001. Teori Belajar Dan Motivasi. Jakarta. Universitas Terbuka.
Sanaky,Hujair AH. 2011. Media Pembelajaran. Yogyakarta. Kaukaba Dipantara.
Suprijono,Agus. Cooperative learning.Yogyakarta. Pustaka Pelajar.
Sharon.E,Smaldino.Instructional Technology & Media For Learning : Teknologi Pembelajaran dan Media Untuk Belajar. Jakarta. Prenada Media Group.

1 komentar: